Motto: "Mencerdaskan, Memberkati, Menjangkau"
Kamis, 22 Desember 2011
HARGA KHUSUS
Telah terbit buku renungan KABAR BAIK edisi Januari-Februari 2012 dengan tema AWAL YANG BAIK. Terbit dua bulanan, dilengkapi dengan kolom bagi berkat, kesaksian, konsultasi, gerakan membaca Alkitab setahun, dukungan doa, kata motivasi. Harga untuk Jawa Rp7000, Luar Jawa Rp8000. Untuk berlangganan 12 edisi GRATIS 2 edisi. Pesanan 30bk tiap edisi selama 12 edisi mendapatkan PAKET BUKU AGAPE senilai Rp150.000. Pesan sekarang ke 081394401799 atau rhkabarbaik@Gmail.com.
Kamis, 01 Desember 2011
MENYUSUN KATA-KATA
MERANGKAI KALIMAT
Tony Tedjo
School Of Writing (SOW)
0813-9440-1799; 022-95187968
tony_kharis@yahoo.com; tonytedjo@gmail.com
www.schoolofwriting.blogspot.com
DAFTAR ISI
Daftar Isi .............................................................................................................. 2
Kata Pengantar .................................................................................................. 3
Bab 1. Apa Itu Menulis? ...................................................................................... 4
Bab 2. Untuk Apa Menulis? ................................................................................ 8
Bab 3. Bagaimana Memulai Menulis? ............................................................... 10
Latihan Pertama ................................................................................................. 17
Bab 4. Apa itu Buku? .........................................................................................18
Bab 5. Untuk Apa Menulis Buku? ......................................................................20
Bab 6. Bagaimana Memulai Menulis Buku? ......................................................21
Latihan Kedua .................................................................................................... 23
Bab 7. Keuntungan Menulis Buku Apa? .............................................................24
Daftar Pustaka .................................................................................................. 27
Biodata Penulis ………………………………………………………….....……..…27
KATA PENGANTAR
Syalom,
Salam dahsyat penulis!
Selamat bergabung bersama kami menjadi keluarga besar dari School Of Writing (SOW) sebuah sekolah menulis dengan dilandasi nilai-nilai alkitabiah. Kerinduan hati kami adalah agar di kemudian hari akan lebih banyak bermunculan para penulis rohani yang bergerak bersama dalam pelayanan literatur, menjangkau jiwa-jiwa yang tersesat.
Buku berjudul “Menyusun Kata-kata Merangkai Kalimat“ ini secara khusus sebenarnya disusun bagi setiap orang yang rindu membuat sebuah buku. Dalam buku ini Saudara akan diajarkan 2 bagian dasar, yaitu bagian mengenai menulis dan menulis buku. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pengertian menulis, tujuan menulis, dan bagaimana memulai menulis. Di bagian kedua, diajarkan pengertian buku dan seputarnya, tujuan menulis buku, dan bagaimana cara memulai menulis buku. Masing-masing bagian disertai dengan latihan, yang bertujuan agar setiap orang yang mempelajari buku ini bisa langsung mempraktekkannya. Diharapkan setelah Anda menyelesaikan membaca dan mengerjakan latihan, naskah buku sudah siap untuk dijadikan sebuah buku. Pada bagian akhir dilengkapi dengan bagian khusus mengungkapkan mengenai berbagai keuntungan bila menjadi penulis buku.
Dikarenakan sistem belajarnya yang tidak bertatap muka langsung, maka setiap pertanyaan dan bimbingan dapat dilakukan melalui surat, email, dan telpon langsung ke kami. Kunci keberhasilan dalam belajar ini tergantung pada diri Anda sendiri. Apakah Saudara benar-benar serius atau hanya coba-coba. Akan terlihat dari hasil akhirnya. Keberhasilan seseorang yang sedang belajar menulis adalah seringnya dia menulis. Dengan semakin sering menulis, maka dia akan menjadi penulis handal, yang tulisannya digemari banyak orang dan menjadi berkat.
Pada akhirnya, saya mengucapkan selamat belajar untuk menjadi penulis handal dan kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati Anda.
“Bakat sama sekali tidak penting. Penguasaan terhadap berbagai macam teori dan kiat penulisan memang penting. Tapi itu bukan kunci utama untuk mengantarkan Anda menjadi penulis sukses. Kunci utama setiap sukses terletak pada kekuatan mental (alias soft skill), bukan keahlian teknis!” (Andreas Harefa).
Tony Tedjo
Pendiri dan Ketua
BAB 1
APA Itu MENULIS ?
Setiap manusia pasti telah membaca atau melihat sebuah tulisan, minimal sekali sepanjang hidupnya, baik yang tertulis di selembar kertas, daun lontar, pahatan batu, lempengan logam, dan sebagainya. Manusia kota, desa, pedalaman, primitif, ataupun orang dari suku terbelakang sekalipun, mereka sudah mengenal tulisan. Tulisan itu bisa berupa kata-kata atau simbol-simbol yang memiliki arti khusus, sehingga setiap orang dari kelompoknya bisa mengerti maksud dari tulisannya. Tulisan ini jugalah yang menjadi sarana komunikasi tertulis antar sesama manusia sehingga bisa saling berinteraksi.
Agar dapat menulis, seseorang harus belajar. Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti belajar sendiri dengan cara mencontoh dari tulisan-tulisan yang sudah ada, ataupun dengan cara diajari oleh orang lain yang dianggap sebagai guru atau pembimbingnya. Lama belajar menulis itu berbeda-beda, tergantung dari ketekunan dan kesungguhan hati orang itu sendiri. Bila dilakukan dengan tekun dan ada kesungguhan hati, tentunya akan lebih cepat bisa menulis dibandingkan dengan orang yang bermasa bodoh atau belajar menulis karena terpaksa. Bila alasannya karena terpaksa, maka hasil tulisannya juga kurang baik. Sebenarnya seseorang tidak perlu karena terpaksa, apabila sudah menyadari benaar manfaat sesudah belajar menulis. Mungkin setelah beberapa waktu kemudian dia bisa menyadari manfaat dari belajar menulis.
TULISAN DAN KATA-KATA
Setiap tulisan itu terdiri dari kata-kata yang tersusun secara berurutan dan memiliki sebuah arti. Kata-kata itu sendiri tersusun atas beberapa huruf, yang sesudah disusun akan memiliki arti tersendiri. Menurut Alfabet yang kita kenal, ada 26 huruf yang dipakai secara umum. Huruf tersebut adalah A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z. Dari ke-26 huruf ini kita bisa mengelompokkannya menjadi dua bagian besar, yaitu Vokal dan Konsonan. Kategori huruf yang digolongkan vokal adalah A, I, U, E, dan O. Sedangkan kelompok konsonan adalah B, C, D, F, G, H, J, K, L, M, N, P, Q, R, S, T, V, W, X, Y, Z. Setiap kata-kata yang tersusun akan membentuk sebuah kalimat.
Kalimat juga terdiri atas dua bagian, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Contoh kalimat aktif adalah memakan, menulis, membaca, dan sebagainya. Biasanya memakai imbuhan me-. Sedangkan contoh kalimat pasif adalah dimakan, ditulis, dibaca, dan sebagainya. Biasanya memakai imbuhan di-. Kalimat yang baik biasanya terdiri dari kalimat aktif yang disusun dalam beberapa kata-kata, sehingga memiliki arti yang mendukung satu sama lain dan membentuk sebuah paragraf. Alur cerita setiap kalimat itu mengalir berkaitan satu dengan lainnya.
Dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat ini diperlukan kecermatan dan ketrampilan khusus, yang dapat dipelajari apabila sering menulis. Mereka yang sering menulis sebuah artikel atau sebuah buku, akan memiliki sense atau kepekaan sendiri terhadap kalimat maupun kata-katanya. Sebab agar terbentuk sebuah kalimat yang indah dan enak dibaca, harus bisa menyusun kata-kata dan merangkai kalimat dengan baik. Kata-kata yang dipakai tidak hanya itu-itu melulu, tidak diulang-ulang berkali-kali, sehingga pembaca tidak bosan atau cape membaca tulisan itu, serta untuk menghidupi tulisan itu agar tidak kering.
KATA
Kata merupakan bagian pendukung yang membentuk sebuah kalimat. Ada lima hal yang harus diperhatikan bagi penulis dalam memilih kata-kata yang baik. Kelima hal tersebut yaitu:
Pertama, gunakan kata-kata yang jelas dan sederhana. Tidak berbelat belit. Tidak menggunakan kalimat yang panjang-panjang. Hindari penggunaan kata-kata yang sulit dan berbunga-bunga. Jauhi kata yang berbunga-bunga. Tidak boleh bersifat mengkhotbahi. Jangan mengulang-ulang kata terus- menerus.
Kedua, gunakan kata-kata yang aktif, langsung dan kuat. Hindari penggunaan kata pasif. Pelajari tata bahasa dengan sederhana. Hindari penggunaan kata penghubung untuk mengawali sebuah kalimat.
Ketiga, gunakan kata-kata yang tepat dan benar. Pakailah kata-kata yang tepat dan spesifik. Misalnya kata bunga, tuliskan saja bunga ros atau bunga melati.
Keempat, gunakan kata-kata yang menceritakan dan memperlihatkan. Kata-kata yang menggambarkan, mendatangkan bunyi, kata-kata yang menciptakan atau membangkitkan perasaan.
Kelima, gunakan kata-kata atau frase orisinil. Hindarkan penggunaan kata-kata yang sudah lama tidak dipakai atau sudah terlalu umum. Usahakan untuk selalu menggunakan frase yang orisinal, agar terasa sedap dibaca.
KALIMAT
Kalimat merupakan gabungan dari beberapa kata yang didalamnya terdapat huruf-huruf yang memiliki arti dan makna tersendiri setelah digabungkan. Kalimat yang tersusun dalam beberapa kalimat akan membentuk sebuah paragraf. Kalimat yang harus sering dipergunakan dalam Sebagai alat komunikasi, kalimat memiliki lima fungsi dalam suatu tulisan, sebagai berikut: Menjadikan tulisan lebih efektif; membawa pembaca berkenalan pada isi suatu bacaan; mengantar pembaca dengan mudah mengenal apa yang perlu diketahui; kalimat yang baik membuat orang tertarik dan terus membaca bacaan yang ada di tangannya; enak dibaca, sekalipun isinya tidak begitu bagus, hanya karena bahasanya yang komunikatif, membuat orang mau membacanya. Sebuah kalimat dapat dikatakan efektif apabila dapat menginformasikan gagasan atau maksud penulis dengan jelas dan tanpa mengandung arti ganda.
Sebuah artikel yang baik didalamnya tersusun atas banyak kalimat efektif dan kata-kata yang bervariasi serta memiliki arti yang dapat dimengerti oleh si pembaca. Bahasanya tidak monoton. Agar bisa mencapai hasil demikian diperlukan latihan yang berkelanjutan. Sebab menulis itu sendiri ibarat sebuah pisau. Bila lama sekali tidak dipakai dan dibiarkan begitu saja, akan berkarat dan tumpul. Seorang penulis juga apabila tidak terus berlatih, akan menjadi tumpul. Sehingga sewaktu akan mulai memakainya kembali perlu dimulai dari awal lagi. Seorang penulis sejati pastilah tidak akan pernah puas dan berhenti berkarya menghasilkan tulisan yang terbentuk menjadi buku. Selain tulisannya diterbitkan diberbagai media massa, tulisannya juga terdapat di berbagai buku yang sudah dia terbitkan.
Seorang pembicara terkenal atau seorang pengkhotbah kondang sangat mahir dalam berpidato atau berceramah di hadapan puluhan, ratusan, bahkan beribu-ribu orang. Namun mereka tidak serta merta bisa menjadi penulis. Memang, beberapa di antara mereka ada juga yang merangkap sebagai penceramah terkenal dan pengkhotbah kondang. Ada alasan tersendiri mengapa beberapa di antara mereka tidak bisa menulis. Kemungkinan ada yang bisa menulis, hanya saja melihat honornya yang kecil, membuat dia malas menulis (saya pernah menulis sebuah artikel yang pernah dimuat BAHANA berjudul ”Mengapa Pendeta Tidak Suka Menulis.” Bisa juga dilihat dalam buku Bingkai Kehidupan karya Tony Tedjo, Penerbit Agape, 2009).
Saya mau katakan bahwa sebenarnya setiap orang berpotensi menjadi penulis. Lebih tepatnya lagi bahwa Tuhan sudah memberikan kepada setiap manusia kemampuan untuk menulis. Hanya saja hasil akhirnya tetap kepada diri manusianya sendiri. Ada yang memiliki respon bermasa bodoh, cuek, mengabaikan, dan bahkan menjauhkan diri darinya. Dan bagi mereka yang meski awalnya dirasa tidak bisa menulis, tetapi memiliki kerinduan untuk bisa. Dia berusaha dengan berbagai cara untuk belajar, menggali potensi yang dia miliki tersebut, dia akan mendapatkannya. Bahkan tidak tertutup kemungkinan dia menjadi seorang penulis produktif dan penulis best seller. Di mana buku-bukunya laris manis di pasar.
Saya punya pengalaman menarik dengan tulisan. Sewaktu sekolah di SD hingga SMA dahulu, ada satu pelajaran yang saya kurang senangi, yaitu pelajaran Bahasa Indonesia. Setiap kali diadakan ujian akhir, selalu saja mata pelajaran ini yang nilainya kurang baik. Sebab ada satu bagian yang nilainya sekitar 30% yang saya kerjakan tidak maksimal, yakni bagian mengarang. Kelemahan saya pada waktu itu adalah tidak bisa menyusun kata-kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi sebuah paragraf yang baik dan menyambung dengan paragraf lainnya, sehingga bisa terbentuk suatu karangan yang utuh dengan cerita yang nyambung dari awal hingga akhir cerita.
Saya mengerjakan soal mengarang ini dengan ”mengarang” alias ngawur. Kata-kata yang saya susun memang membentuk kalimat. Tetapi antar kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak nyambung. Dan saya membuat satu paragraf dengan mengcopy-nya ke paragraf kedua, paragraf ketiga, dan paragraf keempat. Pokoknya yang terpenting menurut anggapan saya adalah asal satu halaman terisi penuh, dan yang terpenting tidak sampai kosong, supaya mendapat nilai. Memang, bila dilihat sepintas saja tanpa membacanya, sepertinya karangan saya itu memenuhi syarat untuk mendapat nilai. Namun bila dibaca kalimat demi kalimat, karangan tersebut amburadul.
Tetapi bersyukur kepada Tuhan. Bila dahulu pekerjaan menulis merupakan hal yang menakutkan dan dihindari, sekarang menjadi sebuah pekerjaan yang menyenangkan dan menantang. Menyenangkan, karena sewaktu saya menulis saya menikmati tulisan saya dan untuk menyelesaikan sebuah artikel dapat diselesaikan hanya dengan sekali waktu saat itu juga. Menantang karena menulis merupakan salah satu pekerjaan yang menguntungkan karena memberikan pemasukan keuangan berupa honor dan royalti.
Saat ini saya sudah menerbitkan 7 buku laku dan sedang mempersiapkan sekitar 10 judul buku baru, yang rata-rata sudah diselesaikan sekitar 40%-75%. Buku-buku saya yang sudah terbit tersebut sudah tersebar hampir di 300 toko buku, di berbagai kota di Indonesia. Saya juga menjadi redaksi dari Tabloid Rohani Keluarga yang diterbitkan di Surabaya dan beredar ke seluruh Indonesia dan luar negeri. Dan lagi sekarang sudah terbentuk sekolah menulis SOW, dengan alumni sudah mencapai 157 orang di berbagai kota di Indonesia, seperti: Bandung, Cimahi, Kab. Bandung Barat, Subang, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Palembang, dan lainnya. Beberapa orang di antaranya sudah menghasilkan karya berupa buku-buku yang telah diterbitkan dan telah menghasilkan keuntungan dari hasil penjualan buku tersebut.
(Untuk mengetahui lebih jauh mengenai bahan ini dapat diperoleh dalam buku Menyusun Kata-kata Merangkai Kalimat karya Tony Tedjo. Pesan ke 022-95193187)
MERANGKAI KALIMAT
Tony Tedjo
School Of Writing (SOW)
0813-9440-1799; 022-95187968
tony_kharis@yahoo.com; tonytedjo@gmail.com
www.schoolofwriting.blogspot.com
DAFTAR ISI
Daftar Isi .............................................................................................................. 2
Kata Pengantar .................................................................................................. 3
Bab 1. Apa Itu Menulis? ...................................................................................... 4
Bab 2. Untuk Apa Menulis? ................................................................................ 8
Bab 3. Bagaimana Memulai Menulis? ............................................................... 10
Latihan Pertama ................................................................................................. 17
Bab 4. Apa itu Buku? .........................................................................................18
Bab 5. Untuk Apa Menulis Buku? ......................................................................20
Bab 6. Bagaimana Memulai Menulis Buku? ......................................................21
Latihan Kedua .................................................................................................... 23
Bab 7. Keuntungan Menulis Buku Apa? .............................................................24
Daftar Pustaka .................................................................................................. 27
Biodata Penulis ………………………………………………………….....……..…27
KATA PENGANTAR
Syalom,
Salam dahsyat penulis!
Selamat bergabung bersama kami menjadi keluarga besar dari School Of Writing (SOW) sebuah sekolah menulis dengan dilandasi nilai-nilai alkitabiah. Kerinduan hati kami adalah agar di kemudian hari akan lebih banyak bermunculan para penulis rohani yang bergerak bersama dalam pelayanan literatur, menjangkau jiwa-jiwa yang tersesat.
Buku berjudul “Menyusun Kata-kata Merangkai Kalimat“ ini secara khusus sebenarnya disusun bagi setiap orang yang rindu membuat sebuah buku. Dalam buku ini Saudara akan diajarkan 2 bagian dasar, yaitu bagian mengenai menulis dan menulis buku. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai pengertian menulis, tujuan menulis, dan bagaimana memulai menulis. Di bagian kedua, diajarkan pengertian buku dan seputarnya, tujuan menulis buku, dan bagaimana cara memulai menulis buku. Masing-masing bagian disertai dengan latihan, yang bertujuan agar setiap orang yang mempelajari buku ini bisa langsung mempraktekkannya. Diharapkan setelah Anda menyelesaikan membaca dan mengerjakan latihan, naskah buku sudah siap untuk dijadikan sebuah buku. Pada bagian akhir dilengkapi dengan bagian khusus mengungkapkan mengenai berbagai keuntungan bila menjadi penulis buku.
Dikarenakan sistem belajarnya yang tidak bertatap muka langsung, maka setiap pertanyaan dan bimbingan dapat dilakukan melalui surat, email, dan telpon langsung ke kami. Kunci keberhasilan dalam belajar ini tergantung pada diri Anda sendiri. Apakah Saudara benar-benar serius atau hanya coba-coba. Akan terlihat dari hasil akhirnya. Keberhasilan seseorang yang sedang belajar menulis adalah seringnya dia menulis. Dengan semakin sering menulis, maka dia akan menjadi penulis handal, yang tulisannya digemari banyak orang dan menjadi berkat.
Pada akhirnya, saya mengucapkan selamat belajar untuk menjadi penulis handal dan kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati Anda.
“Bakat sama sekali tidak penting. Penguasaan terhadap berbagai macam teori dan kiat penulisan memang penting. Tapi itu bukan kunci utama untuk mengantarkan Anda menjadi penulis sukses. Kunci utama setiap sukses terletak pada kekuatan mental (alias soft skill), bukan keahlian teknis!” (Andreas Harefa).
Tony Tedjo
Pendiri dan Ketua
BAB 1
APA Itu MENULIS ?
Setiap manusia pasti telah membaca atau melihat sebuah tulisan, minimal sekali sepanjang hidupnya, baik yang tertulis di selembar kertas, daun lontar, pahatan batu, lempengan logam, dan sebagainya. Manusia kota, desa, pedalaman, primitif, ataupun orang dari suku terbelakang sekalipun, mereka sudah mengenal tulisan. Tulisan itu bisa berupa kata-kata atau simbol-simbol yang memiliki arti khusus, sehingga setiap orang dari kelompoknya bisa mengerti maksud dari tulisannya. Tulisan ini jugalah yang menjadi sarana komunikasi tertulis antar sesama manusia sehingga bisa saling berinteraksi.
Agar dapat menulis, seseorang harus belajar. Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti belajar sendiri dengan cara mencontoh dari tulisan-tulisan yang sudah ada, ataupun dengan cara diajari oleh orang lain yang dianggap sebagai guru atau pembimbingnya. Lama belajar menulis itu berbeda-beda, tergantung dari ketekunan dan kesungguhan hati orang itu sendiri. Bila dilakukan dengan tekun dan ada kesungguhan hati, tentunya akan lebih cepat bisa menulis dibandingkan dengan orang yang bermasa bodoh atau belajar menulis karena terpaksa. Bila alasannya karena terpaksa, maka hasil tulisannya juga kurang baik. Sebenarnya seseorang tidak perlu karena terpaksa, apabila sudah menyadari benaar manfaat sesudah belajar menulis. Mungkin setelah beberapa waktu kemudian dia bisa menyadari manfaat dari belajar menulis.
TULISAN DAN KATA-KATA
Setiap tulisan itu terdiri dari kata-kata yang tersusun secara berurutan dan memiliki sebuah arti. Kata-kata itu sendiri tersusun atas beberapa huruf, yang sesudah disusun akan memiliki arti tersendiri. Menurut Alfabet yang kita kenal, ada 26 huruf yang dipakai secara umum. Huruf tersebut adalah A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z. Dari ke-26 huruf ini kita bisa mengelompokkannya menjadi dua bagian besar, yaitu Vokal dan Konsonan. Kategori huruf yang digolongkan vokal adalah A, I, U, E, dan O. Sedangkan kelompok konsonan adalah B, C, D, F, G, H, J, K, L, M, N, P, Q, R, S, T, V, W, X, Y, Z. Setiap kata-kata yang tersusun akan membentuk sebuah kalimat.
Kalimat juga terdiri atas dua bagian, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Contoh kalimat aktif adalah memakan, menulis, membaca, dan sebagainya. Biasanya memakai imbuhan me-. Sedangkan contoh kalimat pasif adalah dimakan, ditulis, dibaca, dan sebagainya. Biasanya memakai imbuhan di-. Kalimat yang baik biasanya terdiri dari kalimat aktif yang disusun dalam beberapa kata-kata, sehingga memiliki arti yang mendukung satu sama lain dan membentuk sebuah paragraf. Alur cerita setiap kalimat itu mengalir berkaitan satu dengan lainnya.
Dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat ini diperlukan kecermatan dan ketrampilan khusus, yang dapat dipelajari apabila sering menulis. Mereka yang sering menulis sebuah artikel atau sebuah buku, akan memiliki sense atau kepekaan sendiri terhadap kalimat maupun kata-katanya. Sebab agar terbentuk sebuah kalimat yang indah dan enak dibaca, harus bisa menyusun kata-kata dan merangkai kalimat dengan baik. Kata-kata yang dipakai tidak hanya itu-itu melulu, tidak diulang-ulang berkali-kali, sehingga pembaca tidak bosan atau cape membaca tulisan itu, serta untuk menghidupi tulisan itu agar tidak kering.
KATA
Kata merupakan bagian pendukung yang membentuk sebuah kalimat. Ada lima hal yang harus diperhatikan bagi penulis dalam memilih kata-kata yang baik. Kelima hal tersebut yaitu:
Pertama, gunakan kata-kata yang jelas dan sederhana. Tidak berbelat belit. Tidak menggunakan kalimat yang panjang-panjang. Hindari penggunaan kata-kata yang sulit dan berbunga-bunga. Jauhi kata yang berbunga-bunga. Tidak boleh bersifat mengkhotbahi. Jangan mengulang-ulang kata terus- menerus.
Kedua, gunakan kata-kata yang aktif, langsung dan kuat. Hindari penggunaan kata pasif. Pelajari tata bahasa dengan sederhana. Hindari penggunaan kata penghubung untuk mengawali sebuah kalimat.
Ketiga, gunakan kata-kata yang tepat dan benar. Pakailah kata-kata yang tepat dan spesifik. Misalnya kata bunga, tuliskan saja bunga ros atau bunga melati.
Keempat, gunakan kata-kata yang menceritakan dan memperlihatkan. Kata-kata yang menggambarkan, mendatangkan bunyi, kata-kata yang menciptakan atau membangkitkan perasaan.
Kelima, gunakan kata-kata atau frase orisinil. Hindarkan penggunaan kata-kata yang sudah lama tidak dipakai atau sudah terlalu umum. Usahakan untuk selalu menggunakan frase yang orisinal, agar terasa sedap dibaca.
KALIMAT
Kalimat merupakan gabungan dari beberapa kata yang didalamnya terdapat huruf-huruf yang memiliki arti dan makna tersendiri setelah digabungkan. Kalimat yang tersusun dalam beberapa kalimat akan membentuk sebuah paragraf. Kalimat yang harus sering dipergunakan dalam Sebagai alat komunikasi, kalimat memiliki lima fungsi dalam suatu tulisan, sebagai berikut: Menjadikan tulisan lebih efektif; membawa pembaca berkenalan pada isi suatu bacaan; mengantar pembaca dengan mudah mengenal apa yang perlu diketahui; kalimat yang baik membuat orang tertarik dan terus membaca bacaan yang ada di tangannya; enak dibaca, sekalipun isinya tidak begitu bagus, hanya karena bahasanya yang komunikatif, membuat orang mau membacanya. Sebuah kalimat dapat dikatakan efektif apabila dapat menginformasikan gagasan atau maksud penulis dengan jelas dan tanpa mengandung arti ganda.
Sebuah artikel yang baik didalamnya tersusun atas banyak kalimat efektif dan kata-kata yang bervariasi serta memiliki arti yang dapat dimengerti oleh si pembaca. Bahasanya tidak monoton. Agar bisa mencapai hasil demikian diperlukan latihan yang berkelanjutan. Sebab menulis itu sendiri ibarat sebuah pisau. Bila lama sekali tidak dipakai dan dibiarkan begitu saja, akan berkarat dan tumpul. Seorang penulis juga apabila tidak terus berlatih, akan menjadi tumpul. Sehingga sewaktu akan mulai memakainya kembali perlu dimulai dari awal lagi. Seorang penulis sejati pastilah tidak akan pernah puas dan berhenti berkarya menghasilkan tulisan yang terbentuk menjadi buku. Selain tulisannya diterbitkan diberbagai media massa, tulisannya juga terdapat di berbagai buku yang sudah dia terbitkan.
Seorang pembicara terkenal atau seorang pengkhotbah kondang sangat mahir dalam berpidato atau berceramah di hadapan puluhan, ratusan, bahkan beribu-ribu orang. Namun mereka tidak serta merta bisa menjadi penulis. Memang, beberapa di antara mereka ada juga yang merangkap sebagai penceramah terkenal dan pengkhotbah kondang. Ada alasan tersendiri mengapa beberapa di antara mereka tidak bisa menulis. Kemungkinan ada yang bisa menulis, hanya saja melihat honornya yang kecil, membuat dia malas menulis (saya pernah menulis sebuah artikel yang pernah dimuat BAHANA berjudul ”Mengapa Pendeta Tidak Suka Menulis.” Bisa juga dilihat dalam buku Bingkai Kehidupan karya Tony Tedjo, Penerbit Agape, 2009).
Saya mau katakan bahwa sebenarnya setiap orang berpotensi menjadi penulis. Lebih tepatnya lagi bahwa Tuhan sudah memberikan kepada setiap manusia kemampuan untuk menulis. Hanya saja hasil akhirnya tetap kepada diri manusianya sendiri. Ada yang memiliki respon bermasa bodoh, cuek, mengabaikan, dan bahkan menjauhkan diri darinya. Dan bagi mereka yang meski awalnya dirasa tidak bisa menulis, tetapi memiliki kerinduan untuk bisa. Dia berusaha dengan berbagai cara untuk belajar, menggali potensi yang dia miliki tersebut, dia akan mendapatkannya. Bahkan tidak tertutup kemungkinan dia menjadi seorang penulis produktif dan penulis best seller. Di mana buku-bukunya laris manis di pasar.
Saya punya pengalaman menarik dengan tulisan. Sewaktu sekolah di SD hingga SMA dahulu, ada satu pelajaran yang saya kurang senangi, yaitu pelajaran Bahasa Indonesia. Setiap kali diadakan ujian akhir, selalu saja mata pelajaran ini yang nilainya kurang baik. Sebab ada satu bagian yang nilainya sekitar 30% yang saya kerjakan tidak maksimal, yakni bagian mengarang. Kelemahan saya pada waktu itu adalah tidak bisa menyusun kata-kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi sebuah paragraf yang baik dan menyambung dengan paragraf lainnya, sehingga bisa terbentuk suatu karangan yang utuh dengan cerita yang nyambung dari awal hingga akhir cerita.
Saya mengerjakan soal mengarang ini dengan ”mengarang” alias ngawur. Kata-kata yang saya susun memang membentuk kalimat. Tetapi antar kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak nyambung. Dan saya membuat satu paragraf dengan mengcopy-nya ke paragraf kedua, paragraf ketiga, dan paragraf keempat. Pokoknya yang terpenting menurut anggapan saya adalah asal satu halaman terisi penuh, dan yang terpenting tidak sampai kosong, supaya mendapat nilai. Memang, bila dilihat sepintas saja tanpa membacanya, sepertinya karangan saya itu memenuhi syarat untuk mendapat nilai. Namun bila dibaca kalimat demi kalimat, karangan tersebut amburadul.
Tetapi bersyukur kepada Tuhan. Bila dahulu pekerjaan menulis merupakan hal yang menakutkan dan dihindari, sekarang menjadi sebuah pekerjaan yang menyenangkan dan menantang. Menyenangkan, karena sewaktu saya menulis saya menikmati tulisan saya dan untuk menyelesaikan sebuah artikel dapat diselesaikan hanya dengan sekali waktu saat itu juga. Menantang karena menulis merupakan salah satu pekerjaan yang menguntungkan karena memberikan pemasukan keuangan berupa honor dan royalti.
Saat ini saya sudah menerbitkan 7 buku laku dan sedang mempersiapkan sekitar 10 judul buku baru, yang rata-rata sudah diselesaikan sekitar 40%-75%. Buku-buku saya yang sudah terbit tersebut sudah tersebar hampir di 300 toko buku, di berbagai kota di Indonesia. Saya juga menjadi redaksi dari Tabloid Rohani Keluarga yang diterbitkan di Surabaya dan beredar ke seluruh Indonesia dan luar negeri. Dan lagi sekarang sudah terbentuk sekolah menulis SOW, dengan alumni sudah mencapai 157 orang di berbagai kota di Indonesia, seperti: Bandung, Cimahi, Kab. Bandung Barat, Subang, Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, Palembang, dan lainnya. Beberapa orang di antaranya sudah menghasilkan karya berupa buku-buku yang telah diterbitkan dan telah menghasilkan keuntungan dari hasil penjualan buku tersebut.
(Untuk mengetahui lebih jauh mengenai bahan ini dapat diperoleh dalam buku Menyusun Kata-kata Merangkai Kalimat karya Tony Tedjo. Pesan ke 022-95193187)
GRATIS 2 EDISI
Dapatkan harga khusus bagi anda yang hendak berlangganan Renungan Kabar Baik selama 12 edisi. Bila Anda berlangganan langsung 12 edisi, maka akan mendapatkan GRATiS 2 edisi. Silakan hubungi 081394401799; 022-95193187 atau rhkabarbaik@gmail.com.
Langganan:
Postingan (Atom)