Sebuah kisah legenda klasik, yakni kisah “Malin Kundang,” mengisahkan kehidupan seorang anak yang durhaka, bernama Malin Kundang. Sejak kecil hingga dewasa dia dibesarkan oleh ibunya, namun segala kebaikan sang ibu dibalas dengan sikap yang tercela. Dia tidak mau mengakui ibunya di depan umum, bahkan berani mengusir ibunya dan mengatakan tidak pernah mengenal si ibu tersebut. Di akhir cerita, si anak durhaka ini menerima kutukan menjadi sebuah patung.
Soso seorang ibu di mata anak-anaknya merupakan pribadi yang harus dihormati sepanjang hidup mereka. Segala kebaikan yang telah diberikan ibu kepada anaknya tidak dapat digantikan dengan uang. Sebab tidak mungkin untuk membalas segala kebaikan dan pemeliharaannya. Dari sejak bayi hingga menjadi dewasa dan berhasil dalam karirnya, semua itu berkat campur tangan sang ibu.
Begitu sangat dihormatinya sosok ibu, sehingga ada sebuah pepatah yang berbunyi ”surga berada dibawah telapak kaki ibu.” Maksudnya tentu bukan berarti ketika membuka telapak kaki ibu, kita langsung menemukan surga. Yang dimaksud adalah kalau mau diberkati harus menghormati ibunya. Hal ini sesuai dengan firman Tuhan.
Alkitab mencatat bahwa penting sekali untuk menghormati orangtua, sebab Tuhan akan mencurahkan berkat-Nya ketika kita mentaati firman-Nya. Berulang-ulang Alkitab menegaskan agar kita menghormati kedua orangtua kita. Berikut ini petikan ayat-ayat tersebut:
”Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu” (Keluaran 20:12).
”Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu” (Ulangan 5:16).
”Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: siapa yang mengutuki ayahmu dan ibumu pasti dihukum mati” (Matius 15:4).
”...hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 19:19).
”Karena Musa telah berkata: ’Hormatilah ayahmu dan ibumu! dan siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya harus mati’” (Markus 7:10).
”Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” (Markus 10:19).
”Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu” (Lukas 18:20).
”Hormatilah ayahmu dan ibumu – ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi” (Efesus 6:2-3).
Dari kutipan ayat-ayat tersebut nampak jelas bahwa menghormati orangtua itu diharuskan. Sebab sewaktu kita menghormati mereka, berkat Tuhan akan dicurahkan. Hanya saja dalam menghormati orangtua tidak boleh berlebihan, jangan sampai ”mentuhankan” mereka dengan menyembahnya. Artinya nasehat dan perkataan mereka boleh kita turuti dan dilakukan, asalkan tidak bertentangan dengan firman Tuhan. Penghormatan yang paling utama dan terutama hanya pada Tuhan, setelahnya baru kepada orangtua. Penghormatan kepada orangtua juga tidak boleh sampai menyembahnya.
Penghormatan kepada orangtua kita harus diberikan selagi mereka masih hidup, bukannya setelah mereka meninggal. Wujud perhatian itu dapat berupa memberikan makanan yang mereka mau, mengajaknya jalan-jalan ke tempat wisata, dan membelikan apa yang diingini mereka. Tentunya semua itu dapat dilakukan diimbangi dengan kondisi keuangan kita. Usahakan jangan sampai membawa orangtua kita ke panti jompo, sebisa mungkin kita harus merawatnya sendiri.
Dengan memberikan penghormatan khusus kepada orangtua, khususnya ibu yang telah melahirkan kita, kita setidaknya bisa membalas sedikit kebaikan mereka. Selain itu agar hidup kita diberkati, karena menjalankan nasehat firman Tuhan untuk menghormati orangtua.
Pdp. Tony Tedjo, M.Th melayani pelayanan literatur, pendiri dan ketua SOW, penulis buku
Yes
BalasHapus