7 B Penghambat Penuaan
Oleh Tony Tedjo, M.Th
Manusia
secara alamiah akan mengalami proses penuaan, seiring dengan pertambahan usia
mereka. Beberapa tanda seseorang yang mengalami penuaan, antara lain pikun,
kulit menjadi keriput ddan kempot, pandangan mata mulai kabur, gigi-gigi yang
mulai ompong, sifatnya cenderung menjadi kekanak-kanakan, merasakan kesepian,
dan lainnya.
Dr
Boenjamin Setiawan, pendiri PT Kalbe Farma Tbk, sebuah perusahaan farmasi
terbesar di Indonesia
membagikan pengalamannya. Dr Boen tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia
dengan kekayaan mencapai US$ 2,35 milyar atau Rp 22,3 triliun pada tahun 2011. Pria
berusia 80 tahun ini memberikan resep khusus bagi para lansia (lanjut usia)
agar tetap sehat dan memperlambat penuaan.
Ada 7 B yang bisa menghambat proses penuaan: Pertama, bekerja. ”Jangan bosen bekerja.
Terus bekerja. Bekerja apa saja, yang penting bekerja”, tutur Dr Boenjamin.
Pernyataan tersebut sesuai dengan firman Tuhan bahwa ”jika seorang tidak mau
bekerja, janganlah ia makan” (2Tes. 3:10b). Bekerja berarti mengembangkan
ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki seseorang, selain itu agar terhindar
dari kemiskinan. Kedua, belajar.
Menurut Dr Boen, belajar sangat penting karena otaknya itu perlu dilatih.
”Kalau otak tak bekerja akan cepat mundurnya,” kata Dia. Belajar tidak mengenal
batasan usia. Orang yang sepanjang hidupnya masih belajar, maka otaknya akan
terus terasah, sehingga tidak cepat pikun. Justru mereka yang sudah tidak lagi
belajar, otaknya akan tumpul dan mudah sekali lupa.
Ketiga,
berolah raga. Olah raga sangat penting bagi tubuh. Tujuannya agar anggota tubuh
tidak menjadi kaku. Selain itu, di usia tua bila tubuh tidak sering digerakkan
akan mudah terserang penyakit. Dengan berolah raga teratur juga dapat menghindari
kegemukan dan peningkatan kolestrol. Keempat,
beristirahat. Istirahat yang cukup sangat membantu tubuh agar tetap segar dan
maksimal. Apalagi di usia 50 tahun ke atas, diperlukan istirahat yang cukup.
Pekerjaan yang dilakukan secara berlebihan tanpa istirahat, akan menimbulkan
kelelahan dan membuat bagian tubuh tertentu menjadi sakit. Dianjurkan untuk
melakukan tidur siang dan menghindari tidur lebih dari jam 10 malam. Sebab
istirahat yang berlebihan pun akan membuat tubuh menjadi lemas.
Kelima,
banyak maunya. Untuk terus maju harus banyak maunya. Maksudnya adalah memiliki
kemauan yang baik seperti menanam buah-buahan atau beternak ayam. Dengan
kesibukan seperti ini, maka akan mengurangi pikiran buruk dan lamunan yang
tidak baik. Adanya kemauan yang baik tersebut akan menambah semangat dan gairah
hidup. Keenam, bersyukur. Bersyukur
sangat penting. Bersyukur berarti mengakui diri kita apa adanya sesuai dengan
usia yang dimiliki. Beryukur atas kondisi tubuh yang tidak lagi sesehat waktu
masih muda. Bersyukur bahwa hingga saat ini masih dipelihara dan ditolong
Tuhan. Bersyukur buat kesehatan dan pikiran yang tidak pikun. Bersyukur buat
keluarga yang tetap mengasihi kita.
Ketujuh,
banyak berdoa. Banyak berdoa berarti menyadari bahwa diri kita ini memiliki
keterbatasan dan senantiasa melibatkan Tuhan untuk campur tangan dalam
kehidupan ini, sehingga tidak mudah putus asa ataupun menjadi bersungut-sungut.
Berdoa dapat menghindari dari segala hal yang tidak baik. Banyak berdoa membuat
kita bergantung sepenuhnya pada pertolongan Tuhan, sehingga hal-hal yang
mustahil dapat menjadi mungkin karena campur tangan Tuhan.
Proses penuaan tidak dapat dihindari oleh semua orang,
hanya saja dapat diperlambat. Memang, pada akhirnya semua orang secara alami
akan mengalami penuaan dan kondisi fisik semakin lemah. Tetapi orang-orang yang
hidupnya di dalam Tuhan akan senantiasa mendapatkan kekuatan baru. Meskipun
secara fisik sudah lemah, tetapi secara rohani makin tetap berbuah. ”Pada masa
tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa
TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya”
(Mzm. 92:15).
Tony Tedjo adalah penulis buku 50 Messages
for Wisdom, menulis ribuan artikel diberbagai media, 15 buku, ketua School
Of Writing (SOW), Ketua Asosiasi Penulis Rohani Indonesia (APRI).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar