Motto: "Mencerdaskan, Memberkati, Menjangkau"

Rabu, 18 September 2013

WASPADAI BAHAYA MENGANTUK

Menurut medis, setiap manusia dianjurkan untuk tidur selama 8 jam. Ketentuan ini tidak mengikat. Bagi sebagian orang yang sibuk dalam pekerjaan, mereka hanya dapat beristirahat 3-5 jam saja. Mereka tidur antara jam 23.00-24.00 dan bangun jam 04.00-05.00. Dampak seseorang yang waktu tidurnya kurang akan membuat stamina tubuh orang bersangkutan menurun, sehingga mengurangi efektifitas kerja disebabkan tidak bisa berkonsentrasi. Dampak mengantuk dirasakan oleh seorang pemudi yang bekerja shift malam di sebuah pabrik. Meski hanya dalam hitungan menit, ketika pemudi ini tidak menyadari bahwa tangannya masuk ke dalam mesin potong. Pada Juli 2012 lalu di Blagoveshchensk, Rusia, seorang hakim bernama Yevhgeny Makhno, tertangkap kamera sedang mengantuk dan tertidur saat memimpin persidangan. Awalnya, hakim Makhno terlihat mengangguk saat pengacara terdakwa menyampaikan argumen dalam persidangan. Beberapa saat kemudian, Makhno terlihat sudah mengubah posisi duduknya. Dia duduk dengan posisi merosot di kursi dengan kepalanya disandarkan di salah satu sisi kursi. Ketika video ini diunduh pada Januari 2013 lalu, publik marah dengan tingkah laku sang hakim tersebut. Sehingga akhirnya hakim Makhno mengundurkan diri dari jabatannya sebagai hakim. Dalam Kisah Para Rasul 20:9-12 mencatat kisah seorang pemuda bernama Eutikhus yang terjatuh dari tingkat ketiga ke bawah dan mati disebabkan karena mengantuk. Dikarenakan terlalu asyik duduk di pinggir jendela, sehingga pemuda ini mengantuk. Bukannya mendengarkan khotbah Rasul Paulus, malah dia tertidur. Tanpa disadari, tubuhnya terjatuh dari ketinggian tingkat tiga, sehingga meninggal. Beruntung Rasul Paulus segera menolong dan mendoakannya. Pemuda ini pun hidup kembali. Dampak mengantuk secara jasmani sangat merugikan, apalagi bila seseorang ”mengantuk” rohaninya. Tentu akan membawa kerugian yang sangat besar. Orang-orang yang rohaninya “mengantuk” akan mudah menyerah saat himpitan dan tekanan hidup menekannya. Dia akan mudah menyerah pada keadaan sekelilingnya. Contoh di lapangan, berapa banyak anak-anak Tuhan, bahkan hamba-hamba Tuhan yang imannya digadaikan hanya demi mendapatkan cinta seorang gadis, kedudukan yang menjanjikan, proyek bisnis yang besar, popularitas, dan sederet hal lain yang sepertinya menguntungkan. Mereka tidak hanya kedapatan sudah tidak melayani pekerjaan Tuhan, malah sudah tidak ke gereja karena sudah berpindah keyakinan. Sebagai orang percaya tentunya tidak akan membiarkan rohaninya “mengantuk.” Itulah sebabnya, perlu untuk melakukan hal berikut supaya tidak mengantuk: Pertama, cukup membaca Alkitab setiap hari secara konsisten. Lebih baik membaca Alkitab dua pasal setiap hari secara rutin, daripada membaca Alkitab sepuluh pasal hanya seminggu sekali. Sebab, membaca Alkitab itu diibaratkan ”makan” untuk memenuhi kebutuhan bagi roh kita. Tanpa ”makanan” yang cukup bagi roh kita, maka dapat menyebabkan roh kita sakit, dan bila tidak segera diobati akan mati rohani. Orang-orang yang sudah mati rohaninya tidak akan memiliki kegairahan lagi terhadap kegiatan rohani, seperti ibadah. Kedua, cukup mendapatkan oksigen agar tetap segar. Doa merupakan ”oksigen” bagi rohani kita. Tanpa doa yang cukup, maka rohani kita akan lemas dan bila kehabisan oksigen dapat berakibat pada kematian. Sediakan waktu khusus untuk berdoa. Doa bukanlah suatu paksaan atau formalitas belaka. Dengan banyak berdoa, kita akan merasakan kesegaran atas rohani kita. Sehingga tidak mudah takut serta kuatir menjalani hidup di dunia yang bertambah jahat ini. Ketiga, cukup beribadah. I Timotius 4:8 menuliskan bahwa ibadah itu mengandung janji, baik untuk hidup masa kini maupun untuk hidup yang akan datang. Dengan secara rutin mengikuti ibadah di gereja, baik ibadah raya pada hari Minggu maupun ibadah-ibadah kategorial lainnya seperti kaum wanita, kaum pria, pemuda, maupun ibadah pasangan suami isteri. Sewaktu beribadah, maka kita akan saling menguatkan. Entah kita yang menguatkan saudara seiman lain, ataukah malah kita yang dikuatkan oleh orang lain. Janganlah kita meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah kita (Ibr. 10:25). Keempat, cukup memberitakan Injil melalui bersaksi. Menyaksikan segala kebaikan Tuhan yang sudah dialami kepada orang lain akan membawa banyak keuntungan bagi kita. Pada waktu sedang menyaksikan kebaikan Tuhan, berarti sedang bersyukur atas segala berkat dan kebaikan-Nya terhadap kita. Tentunya dengan bersaksi akan menguatkan dan memotivasi orang lain untuk bangkit dari persoalan dan kesusahan yang sedang dia hadapi. Mengantuk merupakan bahaya yang seringkali diabaikan orang, namun ternyata dampaknya sangat merugikan. Jadi, ketika Anda mengantuk, cuci mukalah supaya segar kembali. Sangat berbahaya apabila Anda sudah dalam kondisi mengantuk, tetapi tidak menyadarinya, sehingga berakibat tertidur bahkan tertidur untuk selama-lamanya alias mati sia-sia. Waspadailah! (Tony Tedjo sedang menyelesaikan disertasi untuk program doktoral (D.Th) di Harvest International Theological Seminary/HITS, penulis 11 buku, ketua School Of Writing/SOW, Ketua Redaksi Renungan Kabar Baik, Dosen di STT Kharisma)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar