Motto: "Mencerdaskan, Memberkati, Menjangkau"

Rabu, 02 Maret 2011

Perencanaan Hidup

“Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?” (Lukas 14:28)

Di dekat rumah saya ada sebuah rumah kosong yang sudah hampir dua tahun ini tidak berpenghuni. Hal ini dikarenakan rumah itu masih dalam proses renovasi, namun berhenti di tengah jalan. Pembangunan rumah itu baru sekitar 40%, tetapi sudah tidak bisa dilanjutkan. Penyebabnya karena tidak ada dana. Ternyata dana yang dibutuhkan di luar dugaan membengkak sampai 3 kali lipat. Sebenarnya hal ini tidak akan terjadi apabila sedari awal sudah diantisipasi terlebih dahulu.
Ayat Alkitab yang kita baca dalam Lukas 14:28 di atas mengingatkan kepada kita bahwa untuk memulai segala sesuatu diperlukan perencanaan terlebih dahulu. Pentingnya “membuat anggaran biaya” yang diperlukan untuk mendirikan sebuah menara. Apabila dananya masih kurang, maka waktu memulai pembangunan bisa ditangguhkan, sampai dananya mencukupi. Setelah dirasa cukup, barulah memulai pembangunan. Supaya orang lain tidak mengejek kita, sebab pembangunan menara itu bisa terselesaikan sampai akhir.
Orang yang bijak menjalani hidupnya tidak asal saja, melainkan penuh dengan perhitungan. Sebelum melakukan suatu tindakan, seharusnya dia melakukan perencanaan terlebih dahulu. Agar tindakan yang akan dia kerjakan menjadi lebih terarah dan tepat sasaran. Membuat perencanaan terlebih dahulu, akan sangat menghemat waktu. Dan untuk menjalankannya bisa dilakukan setahap demi setahap sampai mencapai apa yang diharapkan.
Ada dua macam rencana yang bisa kita kerjakan, yaitu rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang ini bisa dibagi-bagi ke dalam beberapa rencana jangka pendek. Apabila rencana jangka panjangnya 3 tahun ke depan, maka rencana jangka pendeknya bisa perenam bulanan atau pertahunan. Dan masing-masing rencana jangka pendek ini harus mengarah kepada sasaran yang hendak dicapai pada rencana jangka panjang. Sehingga pelaksanaannya menjadi lebih ringan dan mudah dilakukan, dibandingkan dilakukan sekaligus.
Rencana jangka panjang untuk 3 hingga 10 tahun kemudian apa yang akan kita capai. Misalnya, hendak menjadi dokter spesialis mata. Maka sejak semula sudah dipersiapkan segala sesuatunya, seperti dana, mengambil sekolah kedokteran, melanjutkan pada spesialis mata, banyak sharing dengan dokter mata, magang di tempat praktek dokter mata, dan sebagainya.
Perencanaan tersebut bisa dituliskan dalam sebuah kertas, agar bisa ditempel di dinding, sehingga mudah untuk mengingatnya. Bila setiap hari membaca dan mengingat tujuan perencanaan jangka panjang kita, maka itu akan memotivasi dan membangkitkan semangat hidup untuk menjalankan tiap waktunya secara berguna dan bertanggung jawab.
Memang, sewaktu menjalankan apa yang sudah direncanakan tidak semulus dan semudah yang dibayangkan. Selalu saja ada unsur pengganggu yang bisa menghambat keberhasilannya. Hambatan ini bisa datang dari berbagai arah dan dalam berbagai bentuk, baik yang nyata maupun samar-samar. Tapi jangan menjadi mundur apabila di tengah jalan menemui hambatan. Tetap maju, sampai mencapai apa yang direncanakan semula.
Ada lima hal untuk membuat perencanaan hidup yang baik, yaitu: Pertama, menyadari bahwa hidup itu adalah belajar. Belajar dari pengalaman yang ada, baik dari orang lain maupun diri sendiri. Terus mengembangkan kapasitas hidup secara maksimal;
Kedua, mulailah bertindak dan melangkah sesuai rencana semula. Ada banyak orang yang tidak berhasil dalam hidupnya, padahal rencana hidupnya adalah sangat baik. Ini dikarenakan orang tersebut hanya berencana, tetapi tidak pernah mau bertindak untuk memulai menjalani tahap demi tahap sesuai tujuan akhir rencana hidupnya;
Ketiga, memiliki semangat pantang menyerah dan tidak mudah putus asa pada keadaan. Meski rasanya seolah tidak ada pengharapan, namun dengan ulet dan tekun mencoba, sampai menemui keberhasilan;
Keempat, hiduplah sesuai dengan janji firman Tuhan, bukan berdasarkan apa kata orang. Allah berjanji bahwa masa depan orang percaya adalah masa depan yang penuh dengan pengharapan (Amsal 23:18; Yeremia 29:11). Meski banyak pakar dan ramalan mengatakan bahwa kondisi dunia ini akan semakin bertambah buruk. Kita seharusnya tidak boleh digoyahkan dengan pendapat mereka, sebab kita hidup berdasarkan apa kata firman Tuhan;
Kelima, menyertakan Tuhan selalu dalam perencanaan. Hal terakhir ini sangat penting. Sebab bila kita hanya mengandalkan pada kekuatan, kemampuan, dan pengalaman yang dimiliki saja, maka perencanaan kita akan hancur. Tetapi bila kita melibatkan Tuhan Yesus, maka usaha yang direncanakan tersebut pasti akan berhasil (Yeremia 17:7). Sebab Tuhan sendiri yang akan membuatnya menjadi berhasil. Sebaliknya apabila tidak mengandalkan Tuhan, maka jalan-jalan hidup kita akan tertutup. Selamat berencana dan menjalaninya bersama Tuhan.

(Dikutip dari buku Potret Kehidupan karya Tony Tedjo diterbitkan oleh Penerbit Agape Bandung. Beliau merupakan pendiri dan ketua SOW, konsultan penerbitan, penulis 10 buku, dosen, redaksi tabloid rohani Keluarga Surabaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar