Motto: "Mencerdaskan, Memberkati, Menjangkau"

Jumat, 14 Februari 2014

LANSIA MASIH PERKASA



Siapa bilang lansia atau orang yang lanjut usia tidak lagi produktif dan sudah tidak dapat melakukan pekerjaan luar biasa seperti halnya anak muda. Kisah berikut menggambarkan betapa perkasanya nenek lansia. Di Austria ada seorang nenek berusia 82 tahun berhasil menggagalkan perampokan bersenjata terhadap sebuah bank. Herta Wallecker, nenek lansia tersebut melompat dari bagian belakang pria perampok yang ingin merampok bank di kampungnya, Sank Egyden, Austria Timur.
Nenek Herta berhasil merobek topeng yang dikenakan perampok dan merampas uang tunai dari tangannya, kendati si perampok membawa sepucuk pistol dan bom rakitan. Sambil merampas uang yang ada di tangan perampok, Herta berta berteriak bahwa uang yang diambil itu milik bank dan menyuruh agar perampok tersebut bekerja untuk mendapatkan uang. Akhirnya Gerhard P, perampok berusia 62 tahun tersebut melarikan diri dengan tangan kosong. Tak berapa lama polisi dapat meringkus penjahat tersebut.
            Alkitab mencatat beberapa orang lansia yang perkasa. Musa, meninggal di usia lanjut, 120 tahun (Ul. 34:7). Di usia 80-120 tahun, dia berhasil membebaskan bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Di usia lansia tersebut, Musa melakukan perjalanan panjang memimpin seluruh bangsa Israel yang jumlahnya diperkirakan mencapai 6.000.000 orang dengan berjalan kaki melintasi padang gurun dan mengarungi lautan menuju Tanah Perjanjian.      
Kaleb bin Yefune ketika berusia 85 tahun, memimpin peperangan dan berhasil merebut kota Hebron untuk dijadikan milik pusaka bagi kaum keturunannya. ”Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku untuk berperang dan untuk keluar masuk” (Yos. 14:10c-11).
Yosua bin Nun, merupakan asisten Musa dan salah seorang utusan yang disuruh Musa untuk memata-matai kota Yerikho. Di usia 80 tahunan dipilih menjadi pemimpin menggantikan Musa untuk memimpin bangsa Israel yang jumlahnya jutaan jiwa. ”Lalu Musa memanggil Yosua dan berkata kepadanya di depan seluruh orang Israel: ’Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan masuk bersama-sama dengan bangsa ini ke negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, dan engkau akan memimpin mereka sampai mereka memilikinya’” (Ul. 31:7). Yosua memimpin bangsanya berperang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Tanah Kanaan. Melawan orang Kanaan, orang Filistin, Moab, orang Amori, orang Het, orang Hewi, dan orang Yebus.
           Daud juga di usia lansia masih tetap kuat. Dia menjadi raja atas bangsa Israel selama 40 tahun (1 Raj. 2:11). Daud meninggal sewaktu usia lanjut. “Raja Daud telah tua dan lanjut umurnya, dan biarpun ia diselimuti, badannya tetap dingin” (1 Raj. 1:1). Di usia lanjut pun dia masih tetap memimpin sebagai raja atas seluruh rakyat Israel yang jumlahnya jutaan jiwa.
            Masih banyak lagi tokoh dalam Alkitab yang tetap berkarya di masa tuanya. Beberapa hal yang menyebabkan mereka tetap berkarya di usia lansia, yaitu: Pertama, tetap menjaga rohani untuk tetap sehat dan bertumbuh. “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari” (2 Kor. 4:16). Sebab kerohanian seseorang tidak ditentukan oleh usianya. Ada juga yang usianya sudah tua, tetapi rohaninya masih bayi alias kerdil rohani. “Sebab, sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras” (Ibr. 5:12).
            Agar rohani tetap sehat dan bertumbuh maka perlu disiplin pribadi menyediakan waktu khusus untuk berdoa dan membaca Alkitab secara teratur. Tanpa memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan melalui pembacaan Alkitab dan berdoa, maka rohani akan stagnan (berjalan di tempat hingga kemunduran rohani).
            Kedua, tetap bekerja. Bekerja tidak pernah dibatasi oleh usia. Orang-orang usia lanjut yang sewaktu mudanya giat bekerja, di usia tua mereka juga tetap bekerja. Sebab sewaktu mereka berhenti bekerja, maka tubuhnya akan lemah, sehingga menjadi sakit-sakitan. Bekerja juga untuk mencegah pikun. Selain itu, firman Tuhan juga katakan bahwa orang yang tidak bekerja tidak boleh makan. “Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (2 Tes. 3:10). Allah tidak senang dengan pemalas. Sebab orang-orang malas akan mengalami kekurangan dan menjadi miskin. “”Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,’ maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata” (Ams. 24:33-34). 
            Ketiga, memiliki gairah hidup yang luar biasa. Orang-orang yang hidupnya bergairah, bagi mereka usia bukanlah halangan untuk memenuhi ambisi mereka menjadi orang yang berprestasi atau menduduki posisi tertinggi. Misalnya, ada orang-orang lansia, masih berambisi menjadi presiden. Padahal usia mereka sudah lebih dari 65 tahun. Mereka begitu energik untuk meraih ambisi menjadi orang nomor satu di negaranya. Terbukti, beberapa orang lansia dapat menjadi presiden.
            Para hamba Tuhan yang sudah berusia 70 tahun ke atas pun masih bersemangat melayani pekerjaan Tuhan. Beberapa di antara mereka masih kuat untuk melakukan perjalanan misi ke daerah-daerah pedalaman. Gairah hidup mereka sungguh luar biasa untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan Yesus. “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya ...” (2 Tim. 4:2). Meskipun usianya sudah lanjut, namun mereka tetap memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus. Seperti misalnya Evangelis Billy Graham yang telah berusia lanjut, namun tetap bergairah memberitakan Kabar Baik dalam Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang membawa ribuan orang datang kepada Kristus.
            Keempat, menjadi teladan hidup bagi anak-cucunya dan generasi muda. Meski sudah berusia lanjut, namun kehidupannya dapat menjadi teladan hidup bagi anak-cucunya, sehingga anak-cucu tersebut dapat meniru hal-hal positif dari kehidupan ayah maupun kakeknya. Keteladanan hidupnya juga dapat diikuti oleh generasi muda. Sehingga segala prestasi dan kebaikannya dapat dikenang oleh generasi di bawahnya.
(Tony Tedjo penulis 15 buku, Ketua School Of Writing (SOW), Dosen STT KHARISMA Bandung-081394401799 pin bb 22441169)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar